KarakteristikWilayah Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah daratan dan perairan yang sangat luas. Berdasarkan informasi dari Badan Informasi Geospasial, luas wilayah Indonesia untuk daratan ialah 1.922.570 km 2 dan perairan 3.257.483 km 2. Bila ditotal, luas wilayah Indonesia adalah 5.180.053 km 2. Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS teluk yang berada di sulawesi. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B Liputan6com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini atas potensi terjadinya hujan disertai kilat dan petir di sejumlah wilayah Indonesia, Selasa (4/1/2022). Berdasarkan informasi peringatan dini yang dipantau dalam laman www.bmkg.go.id, di Jakarta, wilayah yang diprakirakan terjadi hujan disertai petir yakni Aceh, Riau, Sumatera, Jambi
GORONTALO, - Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,1 mengguncang Teluk Tomini, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Minggu 11/6/2023 pukul Wita. Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG menunjukkan, gempa ini memiliki parameter mutakhir M 5, gempa berada pada koordinat 0,05 derajat Lintang Selatan dan 123,15 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 kilometer arah tenggara Kabupaten Bone Bolango pada kedalaman 141 kilometer. “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis menengah akibat adanya deformasi slab lempeng laut Sulawesi,” kata Kepala Pusat Gempa bumi dan tsunami BMKG Daryono dalam siaran persnya. Baca juga 4 Penambang Emas Tertimbun Tanah Longsor di Bone Bolango Gorontalo Daryono menjelaskan, dari hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan geser turun oblique normal fault. Gempa ini dirasakan di Kota Gorontalo, Luwuk dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung juga Gempa Magnitudo 6,3 Terjadi di Bone Bolango, Ibu-ibu di Gorontalo Berhamburan ke Luar Warung Di Kabupaten Gorontalo, gempa dirasakan dengan skala I-II MMI atau getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. “Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Daryono. Hingga pukul Wita, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan aftershock. Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkas Daryono. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
DanauPoso di Sulawesi Tengah, Danau Tondano di Sulawesi Utara, Danau Batur di Bali, Danau Segaraanak di Lombok, Danau Kelimutu di Flores, Danau Paniai Hal ini berbalik dengan tanjung. Teluk banyak di gunakan sebagai obyek wisata. Gamabar Teluk: Berikut ini beberapa teluk yang ada di Indonesia. Teluk Sampit Kalimantan; Teluk Bayur Sumatra › Daerah›Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Sulawesi Tengah merupakan provinsi terbesar di Pulau Sulawesi. Daerah ini terkenal akan keberadaan teluk-teluk indah dan pulau yang cantik. Wilayah ini juga kaya akan sumber daya alam, mulai dari pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan, hingga perkebunan. KOMPAS/YUNIADHI AGUNGPekerja menyelesaikan pembuatan tugu gerhana matahari total di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu 6/3/2016. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut peristiwa gerhana matahari total, Rabu 9 Maret Sulawesi Tengah untuk pertama kalinya dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Perppu Nomor 2 Tahun 1964 yang kemudian dijadikan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964. Sebelumnya, Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah keresidenan di bawah pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara-Tengah. Peringatan hari ulang tahun provinsi yang memiliki moto “Nosarara Nosabatutu” bersama kita satu ini ditetapkan pada tanggal 13 April 1964. Penetapan itu didasarkan pada tanggal diangkatnya Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah untuk pertama kali. Tahun 2020, provinsi ini memperingati hari jadinya Sulawesi Tengah atau disingkat Sulteng memiliki luas kilometer persegi atau setara 3,2 persen dari luas Indonesia. Populasi penduduknya mencapai 3,05 juta jiwa pada administratif, provinsi dengan ibu kota Palu ini terdiri atas 12 kabupaten, 1 kota, 175 kecamatan, dan desa/ PembentukanSulawesi Tengah termasuk salah satu provinsi yang kaya akan situs prasejarah megalitikum seperti disebut dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan tulisan Iksam berjudul Potensi Peninggalan Arkeologi Sulawesi Tengah untuk Pengembangan informasi di tulisan itu, disebutkan penelitian peninggalan arkeologi prasejarah di Sulawesi Tengah telah dilakukan oleh para peneliti bangsa Eropa sejak akhir abad 19, yang dimulai oleh Adriani dan AC Kruyt dalam tulisannya “Van Poso naar Parigi een Lindoe” pada tahun 1898. Kemudian pada tahun 1938 Kruyt menerbitkan tulisannya “De West Toradjas in Midden Celebes”.Dalam tulisan tersebut, Kruyt menyebutkan beberapa tinggalan arkelogis di Kulawi seperti kalamba di Gimpu, batu dulang di Mapahi, dan peti kubur kayu di Danau Lindu. Walter Kaudern, seorang peneliti berkebangsaan Swedia pada tahun 1938 menerbitkan tulisannya “Megalithic Finds in Central Celebes” dan sebuah tulisan tentang etnografi “Structure and Settlements in Central Celebes”Situs-situs megalitik di Sulawesi Tengah terkonsentrasi di kawasan Taman Nasional Lore Lindu yang meliputi Lembah Napu, Lembah Besoa, Lembah Bada, Danau Lindu, Kulawi, dan Gimpu yang mencakup dua kabupaten, yaitu Kabupaten Poso dan Kabupaten Donggala. Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan kawasan perlindungan benda cagar budaya dan perlindungan serta konservasi keanekaragaman hayati yang temuan megalitik di Taman Nasional Lore Lindu, yaitu Kalamba, Arca Menhir, Menhir, Batu Dakon, Batu Dulang, Lumpang Batu, Batu Kerakal, Altar, Dolmen, Tetralit, Temu Gelang, Tiang Batu, Tumulus, Punden Berundak, Tempayan Kubur, Batu Gores, Palung Batu, Peti Kubur Kayu, dan Jalan buku Sejarah Daerah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah memiliki banyak kerajaan dan kerajaan-kerajaan kecil di setiap wilayahnya. Kerajaan Banawa tercatat sebagai kerajaan pertama di Sulawesi Tengah. Kerajaan ini didirikan oleh Sawerigading dengan putranya yang bernama La Galigo. Pada masa pemerintahan Sawerigading inilah dibentuk dewan-dewan adat yang disebut sebagai Pitunggota dan adalah suatu lembaga legislatif yang terdiri dari tujuh anggota dan diketuai oleh seorang Baligau. Struktur pemerintahan ini mengikuti susunan pemerintahan ala Bone dan terdapat di Kerajaan Banawa dan Kerajaan Sigi. Sedangkan, Patanggota merupakan pemerintahan ala Wajo dan dianut oleh Kerajaan Palu dan Kerajaan Tawaeli. Patanggota Tawaeli terdiri dari Mupabomba, Lambara, Mpanau, dan abad ke-16, berdiri Kerajaan Banggai atas pengaruh Kerajaan Ternate. Kerajaan Banggai terbagi atas empat distrik, yakni Babolau, Singgolok, Kookini, dan Katapean dengan rajanya pembagian tersebut, Banggai merupakan kerajaan yang menerapkan sistem demokrasi. Pemimpin kerajaan dipilih bukan berdasarkan garis keturunan melainkan dari golongan bangsawan atau siapa saja yang dianggap mampu untuk memimpin suatu Palu juga merupakan kerajaan besar yang pernah berdiri di Sulawesi Tengah. Ketika baru berdiri, Kerajaan Palu masih menggunakan sistem pemerintahan monarki. Ibu kota Kerajaan Palu pertama bernama Pandapa 1796–1888, kemudian ibu kota kedua bernama Panggovia 1888–1960.KOMPAS/VIDELIS JEMALITampak peninggalan megalitik berupa kalamba di Situs Megalitik Pokekea, Desa Hangira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Minggu 17/9/2017. Benda purbakala tersebut diperkirakan telah ada sejak tahun sebelum abad ke-17, wilayah Sulawesi Tengah mulai masuk dalam kekuasaan kolonialis Belanda. Dengan dalih untuk mengamankan armada kapalnya dari serangan bajak laut, Kongsi Dagang Hindia Belanda atau VOC membangun benteng di Parigi dan abad ke-18, Belanda meningkatkan tekanannya kepada raja-raja di Sulawesi Tengah. Mereka memanggil raja-raja Sulawesi Tengah untuk datang ke Manado dan Gorontalo untuk mengucapkan sumpah setia kepada abad ke-20, Belanda sepenuhnya menguasai Sulawesi Tengah setelah ada ikatan perjanjian dengan nama lang contract dan korte verklaring. Kerajaan yang membangkang ditumpas oleh Belanda denga menggunakan kekerasan berkuasa, Belanda menjadikan beberapa wilayah di Sulawesi Tengah sebagai afdeeling wilayah administratif. Afdeeling tersebut dipecah lagi menjadi Onderafdeeling wilayah administratif yang lebih kecil.Misalnya Afdeeling Donggala dengan ibukota Donggala dan Onderafdeeling Poso, Tolitoli, Palu dan Buol. Kemudian Afdeeling Poso dengan ibu kota Poso dan Onderafdeeling Poso, Parigi, Kolonadale, dan juga berusaha untuk memecah hubungan kekeluargaan kerajaan untuk menghindari kekuasaan dari satu keluarga kerajaan. Belandalah yang memutuskan siapa yang diangkat menjadi raja, dan orang yang dipilih adalah orang yang dirasa dapat dipengaruhi atau diperalat permulaan abad ke-20 pula, mulai muncul pergerakan-pergerakan yang melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Selain pergerakan lokal, masuk pula pergerakan-pergerakan yang berpusat di yang pertama mendirikan cabang di Sulawesi Tengah adalah Syarikat Islam SI yang didirikan di Buol Tolitoli tahun 1916. Organisasi lainnya yang berkembang di wilayah ini adalah Partai Nasional Indonesia PNI yang cabangnya didirikan di Buol tahun rakyat mencapai puncaknya pada tanggal 25 Januari 1942. Para pejuang yang dipimpin oleh ID Awuy menangkap para tokoh kolonial seperti Controleur Tolitoli De Hoof, Bestuur Asisten Residen Matata Daeng Masese, dan Controleur Buol de Vries. Dengan tertangkapnya tokoh-tokoh kolonial itu, praktis kekuasaan Belanda telah tanggal 1 Februari 1942, bendera Merah Putih dikibarkan untuk pertama kalinya di Tolitoli. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama karena seminggu kemudian pasukan Belanda kembali datang dan melakukan mendarat di wilayah Sulawesi Tengah, tepatnya di Luwuk, pada tanggal 15 Mei 1942. Dalam waktu singkat, Jepang berhasil menguasai wilayah Sulawesi Tengah. Pada era Jepang, kehidupan rakyat semakin tertekan dan sengsara. Seluruh kegiatan rakyat hanya ditujukan untuk mendukung peperangan Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai Jepang menyerah kepada Sekutu dan disusul dengan proklamasi kemerdekaan Republik awal kemerdekaan, Sulawesi tengah merupakan bagian dari provinsi Sulawesi. Sebagaimana daerah lainnya di Indonesia, pascakemerdekaan adalah saatnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih. Rongrongan terus datang dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Belanda menerapkan politik pecah-belah di mana Indonesia dijadikan negara serikat. Namun akhirnya, bangsa Indonesia dapat melewati rongrongan itu dan pada tanggal 17 Agustus 1950 Indonesia kembali menjadi negara saat itu, Sulawesi kembali menjadi salah satu provinsi di Republik Indonesia dan berlangsung hingga terjadi pemekaran tahun 1960. Pada tahun tersebut, Sulawesi dibagi dua menjadi Sulawesi Selatan-Tenggara yang beribu kota di Makassar dan Sulawesi Utara-Tengah yang beribu kota di Manado. Pada tanggal 23 September 1964, Provinsi Sulawesi Utara-Tengah dimekarkan menjadi Provinsi Sulawesi Utara yang beribu kota di Manado dan Provinsi Sulawesi Tengah yang beribu kota di Sulawesi Tengah terletak di antara 2°22\' Lintang Utara dan 3°48\' Lintang Selatan, serta 119°22\' dan 124°22\' Bujur Timur. Wilayah ini termasuk dilintasi garis khatulistiwa. Garis ini membentang di wilayah Kabupaten Parigi Provinsi Sulawesi Tengah bagian utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Maluku, bagian selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara, dan bagian barat berbatasan dengan Selat ini memiliki luas kilometer persegi atau setara 3,2 persen luas Indonesia. Kabupaten terluas di provinsi ini adalah Morowali Utara seluas km persegi. Sedangkan kabupaten terkecil adalah Kota Palu dengan luas 395,06 kilometer di Provinsi Sulawesi Tengah termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin muson. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Sulawesi Tengah terdiri dari wilayah pegunungan dan perbukitan yang mencakup sebagian besar wilayah provinsi, serta dataran rendah yang umumnya tersebar di sepanjang pantai dan Tengah memiliki banyak pulau. Menurut data BPS, jumlahnya mencapai pulau. Beberapa pulau yang terkenal karena keindahannya, yaitu Kepulauan Togean, Pulau Kadidiri, Pulau Pasoso, dan Pulau ini memiliki dua danau, yaitu Danau Poso dan Lindu, beberapa sungai yang cukup besar dan pegunungan yaitu Gunung Sojol, Bulu Tumpu, Hohoban, Balantak Tompotika, Witim-pondo, Mungku, Mapipi, Nokilalaki, dan Sulawesi Tengah termasuk daerah rawan bencana alam terutama gempa bumi. Wilayah ini dilalui oleh jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng JEMALIPasir putih dan laut dangkal tampak di ujung timur Pulau Malenge, Desa Kadoda, Kecamatan Talatako, Kabupaten Togean, Sulteng, seperti terlihat pada Rabu 8/8/2018. Destinasi wisata itu bagian dari Taman Nasional Kepulauan Togean yang menjadi salah satu destinasi unggulan berdiri sendiri pada tahun 1964, Provinsi Sulawesi Tengah telah dipimpin oleh 10 gubernur dan 3 penjabat gubernur. Gubernur pertama Sulawesi Tengah adalah Anwar Gelar Datuk Madjo Basa Nan Kuning. Dia resmi menjabat Gubernur Sulawesi Tengah sejak tanggal 13 April 1964 setelah serah terima dari Gubernur Sulawesi Utara-Tengah FJ Sulawesi Tengah dipimpin oleh Gubernur Mohammad Jasin 13 April 1968 – April 1973, Albertus Maruli Tambunan 1973 – 1978, Moenafri 1978 – 1979, Eddy Djadjang Djajaatmadja 1979 – 1980, Penjabat Gubernur Eddy Sabara 1980 – 1981, Ghalib Lasahido 1981–1986, Abdul Aziz Lamadjido 1986–1996.Kemudian diteruskan oleh Gubernur Bandjela Paliudju 1996–2001, Aminuddin Ponulele 2001–2006, Penjabat Gubernur Gumyadi 20 Februari 2006 – 24 Maret 2006, Bandjela Paliudju 2006–2011, Penjabat Gubernur Tanribali Lamo 24 Maret 2011 – 16 Juni 2011. Gubernur Longki Djanggola menjabat dua periode 2011–2016 dan 2016– administratif, Provinsi Sulawesi Tengah membawahi 12 kabupaten dan 1 kota yang terdiri dari 175 kecamatan dan desa yang di dalamnya termasuk kelurahan dan Unit Pemukiman Transmigrasi. Jumlah tersebut tidak berubah dalam dua tahun dan kota tersebut, meliputi, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Banggai, Kabupaten Morowali, Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Buol, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Una-una, Kabupaten Sigi, Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten Morowali Utara, dan Kota Aparatur Sipil Negara ASN pemerintah daerah Sulawesi Tengah pada semester I 2019 adalah orang. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan Desember 2018 yakni sebanyak sisi politik, Sulawesi Tengah terlihat cukup demokratis. Hasil pemilihan anggota DPRD menunjukkan tidak satupun partai politik yang mendominasi DPRD tingkat I. Golkar dan Nasdem merupakan partai dengan anggota terbanyak, yaitu sebanyak 7 anggota dari 45 kursi yang tersedia. Disusul oleh Gerindra dan PDI-P masing-masing 6 kursi. Selanjutnya Demokrat, PKB, dan PKS memperoleh 4 kursi. Hanura, Perindo, dan PAN memperoleh 2 kursi, serta PPP dengan 1 WIDIANTOROPresiden Joko widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi ucapan selamat kepada Longki Djanggola kiri dan H Soedarto kedua kiri usai dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah di Istana Negara, Jakarta, Kamis 16/6/2016. Dalam sambutannya, Presiden meminta agar mereka setia pada janji kampanye, mengentaskan kemiskinan, serta menciptakan lapangan kerja bagi warga Sulawesi sejarahnya, konstelasi politik di Sulteng tidak dapat dipisahkan dari Partai Golkar, kecuali pada Pemilu pertama 1955. Partai ini mendominasi perolehan suara sejak 1971 hingga awal masa reformasi. Namun, dominasi Golkar di Sulawesi Tengah mulai tertandingi oleh partai-partai lainnya. Bahkan dalam Pemilu 2014 dan Pemilu 2019, Golkar tidak lagi meraih suara Pemilu 1955, partai-partai bercorak agama sangat mendominasi wilayah Sulawesi Tengah dengan mengambil 89 persen suara. Rinciannya, Masyumi meraih 39,52 persen ketika itu, diikuti Partai Syarikat Islam Indonesia yang meraih 31,92 persen, dan Partai Kristen Indonesia mendapat 16,33 Partai Nasional Indonesia PNI, partai bercorak nasional, yang di berbagai kawasan berjaya, di sini hanya mendapat 7,65 persen. Partai Komunis Indonesia PKI bahkan tak meraih satu persen suara pun. Peta politik Pemilu 1955 tersebut tidak lagi tercermin pada era Orde Baru sampai kebebasan Pemilu era Orde Baru, kejayaan partai-partai politik, terutama partai Islam yang pernah dirintis pada pemilu sebelumnya langsung terpuruk. Di sisi lain, Golkar mendominasi perolehan suara selama 7 kali pemilu di Sulawesi Tengah, sejak tahun Pemilu 1971, Golkar meraih suara 76,84 persen, kemudian 79,3 persen suara pada Pemilu 1977, 81 persen suara pada Pemilu 1982, 83 persen suara pada Pemilu 1987, 81 persen suara pada Pemilu 1992, dan 84,89 persen suara pada Pemilu itu, kiprah partai-partai politik, terutama partai Islam, terpuruk selama masa Orde Baru. Masyumi yang ditakdirkan berumur pendek ternyata tidak mampu mewariskan kebesarannya kepada penerusnya. PSII tercatat hanya meraih 10,6 persen suara, Parmusi 9,2 persen, NU 4 persen, dan Perti hanya 231 perolehan suara partai-partai Islam tersebut menandai runtuhnya kejayaan politik Islam. Bahkan pascafusi partai tahun 1973, langkah partai politik, khususnya partai Islam, menjadi semakin kecil lantaran keberadaan mereka dihilangkan dari percaturan politik Pemilu 1977 PPP hanya memperoleh 19,3 persen suara dari pemilih. Turunnya perolehan suara PPP ini ternyata berlangsung terus hingga Pemilu 1997. Secara berturut-turut, PPP meraih 16 persen suara pada Pemilu 1982, 12 persen suara pada Pemilu 1987, 11 persen pada Pemilu 1992, dan 10,39 persen suara pada Pemilu partai-partai nasionalis, Kristen, dan sosialis itu difusikan ke dalam Partai Demokrasi Indonesia PDI, perolehan suaranya pun terpuruk. Pemilu 1977 menjadi saksi terpuruknya suara PDI hingga 1,4 persen. Selama empat kali pemilu berikutnya partai berlambang kepala banteng ini hanya mampu mencatat rekor tertinggi perolehan suaranya hingga 8,3 persen dari warga Sulawesi Tengah yang menjadi pemilih pada Pemilu 1992. Pada Pemilu 1997, PDI hanya meraih 4,72 persen pengumpulan kursi DPR Golkar dan PPP secara konsisten mampu mempertahankan jumlah kursi masing-masing. PPP dari Pemilu 1971 hingga 1997 tercatat hanya mengumpulkan satu kursi, sementara Golkar mengumpulkan sebanyak tiga hingga empat TORUANAda banyak cara berkampanye. Salah satunya adalah bertemu dan berbicara langsung dengan warga masyarakat. Prof. Dr. Emil Salim mencoba melakukannya di Pasar Inpres Manonda, Palu, menyadap aspirasi pedagang kecil dari Suku Kaila di era Reformasi, peta persaingan politik di Sulteng masih diwarnai oleh dominasi Golkar dalam pengumpulan suara. Pada pemilu 1999, Golkar meraih suara terbanyak meskipun perolehan suaranya menurun dibandingkan pemilu-pemilu pemilu tersebut, Golkar meraih suara sebesar 54,56 persen dari suara yang sah. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P yang sedang mendulang simpati rakyat Indonesia saat itu meraih 14,36 persen suara, disusul PPP dengan jumlah suara sebesar 10,72 persen suara. Partai-partai lainnya meraih suara di bawah 3 persen, seperti PAN, Partai Syarikat Islam Indonesia, Partai Kristen Nasional Indonesia, PBB, dan ketiga partai politik Golkar, PDI-P dan PPP terlihat lagi pada Pemilu 2004 ini. Dari suara yang masuk, Golkar mampu mengantongi 38,59 persen, PPP meraup 7,0 persen, dan PDI-P hanya mampu mengumpulkan 6,92 Pemilu 2009, Golkar tetap menempati urutan pertama meskipun perolehan suaranya turun jauh menjadi 18 persen. Kemudian disusul oleh Demokrat dengan suara 17 persen, PKS dengan 9 persen suara, Hanura dan PDI-P masing-masing memperoleh suara 6 persen, PAN memperoleh suara 5 persen, PDS dan Gerindra masing-masing memperoleh suara 4 persen, PPP memperoleh suara 3 persen, sedangkan PKB dan PBB memperoleh suara 2 Pemilu 2014, Gerindra memenangkan panggung politik Sulawesi Tengah dengan perolehan suara 12,78 persen. Disusul oleh Demokrat dengan suara 12,21 persen, Nasdem memperoleh suara 12,02 persen, dan PDI-P memperoleh suara 10,04 persen.Adapun partai-partai lainnya yang memperoleh suara di bawah 10 persen, yakni partai Hanura 8,67 persen, PAN 6,81 persen, PKS 5,89 persen, PKB 5,04 persen, PPP 3,65 persen, PBB 1,83 persen, PKPI 1,75 persen.Lima tahun kemudian, pada Pemilu 2019, giliran Nasdem yang berhasil merebut panggung politik di Sulawesi Tengah. Nasdem meraih suara 17,5 persen. Gerindra berada di posisi kedua dengan perolehan suara 13,2 persen. Disusul Golkar memperoleh suara 12,5 persen. Sementara partai-partai lainnya memperoleh suara di bawah 10 penduduk Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019 mencapai 3,05 juta jiwa, terbanyak kedua di Pulau Sulawesi setelah Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 8,82 juta asli Sulawesi Tengah terdiri atas 15 kelompok etnis, yaitu etnis Kaili di Kabupaten Donggala, Kota Palu dan sebagian Kabupaten Paringi Moutong. Etnis Kulawi berdiam di Kabupaten Donggala, etnis Lore di Kabupaten Poso, etnis Pamona di Kabupaten Poso, etnis Mori di Kabupaten Bungku berdiam di Kabupaten Morowali, etnis Saluan atau Loinang di Kabupaten Banggai, etnis Balantak di Kabupaten Banggai, etnis Taa di Kabupaten Banggai, etnis Bare’e di Kabupaten Touna, etnis Banggai di Banggai Kepulauan. Selanjutnya, etnis Buol mendiami kabupaten Buol, etnis Tolitoli di Kabupaten Tolitoli, etnis Tomini di Kabupaten Parigi Moutong, etnis Dampal di Dampal, Kabupaten Tolitoli, etnis Dondo di Dondo, Kabupaten Tolitoli, etnis Pendau di Kabupaten Tolitoli, dan Etnis Dampelas berdiam di Kabupaten 15 kelompok etnis tersebut, ada beberapa suku kecil yang hidup di daerah pengunungan, seperti suku Da’a di Kabupaten Donggala, suku Wana di Kabupaten Morowali, serta suku Seasea dan suku Daya di Kabupaten Buol dan Kabupaten penduduk asli, daerah ini dihuni pula oleh transmigran seperti dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Suku pendatang yang mendiami wilayah Sulteng adalah Mandar, Bugis, Makasar, Toraja serta etnis lannya di Indonesia sejak awal abad ke-19 dan sudah membaur dengan masyarakat ini juga kaya akan bahasa daerah. Hasil pemetaan Barbara F Grimes menunjukkan dari aspek etnologi, terdapat 30 bahasa utama dengan 67 macam dialek yang digunakan oleh orang sebagai bahasa ibu di Sulawesi Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72,36 persen penduduknya memeluk agama Islam, 24,51 persen memeluk agama Kristen, dan 3,13 persen memeluk agama Hindu serta pencaharian sebagian besar penduduk Sulteng didominasi oleh pertanian. Angkanya mencapai 41,36 persen dari 1,44 juta penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja. Disusul bekerja di sektor perdagangan besar 14,61 persen, dan administrasi 8,36 JEMALIWarga Kelurahan Lasoani, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah, menerima percikan air dari seorang tetua adat dalam upacara pompaura posunu rumpu, Kamis 16/10/2014. Ritual ini dilakukan oleh masyarakat Kaili, suku dominan di Sulteng, untuk membersihkan kampung dari kesialan, bencana, dan manusia di Sulawesi Tengah terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya nilai Indeks Pembangunan Manusia IPM. Pada tahun 2010, IPM Sulteng masih 63,29 kemudian meningkat menjadi 69,50 pada tahun 2019. IPM Sulteng tersebut masuk kategori IPM tersebut didukung oleh peningkatan komponen pendukungnya. Umur harapan hidup Sulteng meningkat dari 64,17 tahun untuk laki-laki dan 68,07 tahun untuk perempuan pada tahun 2010, menjadi 66,32 tahun untuk laki-laki dan 69,75 tahun untuk perempuan pada tahun bidang pendidikan, harapan lama sekolah HLS meningkat dari 10,99 tahun untuk laki-laki dan 11,37 tahun untuk perempuan pada tahun 2010, menjadi 12,95 tahun untuk laki-laki dan 13,50 tahun untuk perempuan pada tahun 2019. Adapun rata-rata lama sekolah RLS meningkat dari 7,65 tahun pada tahun 2010 menjadi 8,75 tahun pada tahun per kapita per tahun meningkat dari Rp 7,98 juta pada tahun 2010 menjadi Rp 9,48 juta pada tahun Pengangguran Terbuka TPT di Sulawesi Tengah pada Agustus 2020 tercatat sebesar 3,77 persen, lebih tinggi 0,66 persen dibanding TPT Agustus 2019. Jika dilihat dari tempat tinggalnya, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan TPT di perdesaan. Pada Agustus 2020, TPT di perkotaan sebesar 6,33 persen, sedangkan TPT di perdesaan sebesar 2,66 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan TPT di perkotaan sebesar 1,60 persen, begitu juga dengan TPT di perdesaan yang meningkat 0,25 penduduk miskin di Sulteng lima tahun terakhir relatif stagnan. Badan Pusat Statistik Sulteng mencatat pada September 2015 jumlah penduduk miskin jiwa atau sekitar 14,07 persen dari jumlah penduduk. Jumlah tersebut hanya berkurang sedikit menjadi jiwa pada September 2019 13,18 persen dan menjadi jiwa 12,92 persen pada Maret 2020. Meski ada tren menurun, angka kemiskinan Sulteng lebih tinggi dari rata-rata nasional yang pada September 2019 tercatat 9,22 persen atau Maret 2020 sebanyak 9,41 kurang dari 80 persen warga miskin bermukim di desa. Jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kabupaten Parigi Moutong dengan jiwa dan Donggala jiwa. Secara keseluruhan, penduduk miskin di Sulteng masih lebih banyak daripada warga Kota Palu, yang berjumlah Maret 2020, tingkat ketimpangan atau gini ratio Sulawesi Tengah adalah sebesar 0,326. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2019 yang sebesar 0, ARIFSuwandi 27 dan Faisal 36, petugas dari Puskesmas Dombu Soi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, tengah melayani pengobatan keliling untuk masyarakat suku Da\'a yang tinggal di rumah-rumah pohon, akhir Agustus 2016. Medan berat menjadi kendala bagi tenaga medis yang sebagian besar masih honorer Domestik Regional Bruto PDRB Provinsi Sulawesi Tengah mencapai Rp 166,40 triliun pada tahun 2019. PDRB ini mengalami kenaikan sebesar Rp 16,37 triliun dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai Rp 150,03 perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah menurut lapangan usaha tahun 2019 masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 25,96 persen dari PDRB Sulawesi Tengah. Namun, kontribusi sektor ini terus menurun sejak tahun 2015 yakni 31,28 persen menjadi 25,96 persen pada tahun produksi pertanian berupa padi, palawija, jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, talas, ganyong, gembili, dan tanaman serelia lainnya sorgum/cantel, jawawut, jelai, dan PDRB terbesar kedua adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,13 persen. Potensi pertambangan di daerah ini antara lain tambang nikel di Kabupaten Morowali, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Tojo Una-Una. Jenis tambang lainnya adalah minyak dan gas, batubara, galena, dan biji industri pengolahan menyumbangkan 13,01 persen bagi PDRB dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 8,91 PDRB per kapita Sulawesi Tengah atas dasar harga berlaku sejak tahun 2015 hingga 2019 terus meningkat. Nilai PDRB per kapita mencapai Rp 37,38 juta pada tahun 2015, meningkat menjadi Rp 54,70 juta pada tahun pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah sepanjang periode 2010–2019 selalu berada di atas laju ekonomi nasional. Laju ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2015 yakni sebesar 15,52 persen, yang membawa Sulawesi Tengah menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Barat NTB.Nilai ekspor Sulawesi Tengah pada September 2020 tercatat sebesar 702,66 juta dolar AS. Komoditas ekspor utama, antara lain, besi, baja, mineral, dan bahan kimia organik. Adapun negara tujuan ekspor utama, antara lain, China, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, India, dan impor Sulawesi Tengah pada September 2020 sebesar 300,23 juta dolar AS. Komoditas impor utama, antara lain, besi, baja, mesin-mesin/pesawat mekanik, mineral, dan mesin/peralatan JEMALIPengunjung menikmati pijaran cahaya keemasan matahari senja di Pantai Kaluku, Desa Limboro, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, seperti terlihat pada Minggu 10/7/2016. Pantai tersebut mulai diserbu penikmat wisata sektor pariwisata, Sulawesi Tengah sangat kaya alam dan kebudayaan. Sulteng juga memiliki beberapa destinasi wisata yang sangat indah, di antaranya Kepulauan Togean. Karena keindahan alam bawah lautnya, Togean memiliki julukan “The Coral of Triangle” dan sebagai Cagar Biorsfer Dunia yang ditetapkan oleh Unesco pada Juni juga memiliki Pulo Dua yang potensi bawah lautnya tak kalah menarik. Pulo Dua juga bisa dikembangkan sebagai wisata sejarah, karena dulu di sana merupakan lokasi perang tentara Jepang zaman perang Pasifik, Pulau Sambori yang dijuluki “Raja Ampatnya Sulawesi”.Destinasi lainnya adalah Danau Poso sebagai danau terbesar ketiga di Indonesia dan Taman Nasional Lore Lindu yang menjadi habitat hewan endemik Sulawesi serta menjadi situs batu megalitikum yang berusia ribuan EditorIgnatius Kristanto
BacaJuga : Berita Foto: Pasca Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah, Toyota Kijang Nyangkut Hingga Warga Gotong Motor Salah satunya Jembatan IV atau jembatan kuning di pantai Talise, Palu tepatnya di atas teluk Talise ini roboh. Jembatan yang diresmikan oleh Susilo bambang Yudhoyono tahun 2006 ini merupakan jembatan lengkung pertama di Indonesia.
Potensi perikanan pelagis di perairan Teluk Tolo, Sulawesi Tengah sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Perubahan muson dan aktivitas manusia dapat menyebabkan terjadinya variasi terhadap parameter lingkungan, di antaranya suhu, nutrien, klorofil-a dan padatan tersuspensi total TSS. Variabilitas tersebut dapat mempengaruhi kelimpahan plankton dan secara tidak langsung kelimpahan ikan pelagis di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabilitas suhu, nutrien, klorofil-a dan TSS di wilayah fishing ground Teluk Tolo saat pengukuran musim timur. Penelitian pada koordinat ˚LS – ˚LS dan ˚BT – dilakukan tanggal 21-23 September 2016 yang diasumsikan sebagai perwakilan musim timur dan dibagi menjadi empat stasiun pengamatan. Pengukuran suhu dilakukan secara langsung, sedangkan analisis sampel nutrien, klorofil-a dan TSS dilakukan di LKP – LRK BPOL. Suhu permukaan laut pada keempat stasiun relatif rendah dengan kisaran27,90 – 28,23˚C. Nilai TSS dan klorofil-a pada seluruh stasiun relatif tinggi karena merupakan lokasi penangkapan ikan, terlihat dari nilai TSS tertinggi di Stasiun 3 sebesar 42,000 mg/m3 dan nilai klorofil-a tertinggi di Stasiun 1 sebesar 0,20 mg/m3. Hasil analisis nutrien menunjukkan konsentrasi nutrien di keempat stasiun cukup tinggi, dengan nilai silikat dan ammonia tertinggi pada Stasiun 4 dengan nilai masing-masing 0,975 mmol Si/m3 dan 1,518 mmol N/m3. Konsentrasi nutrien lebih tinggi pada Stasiun 4 diprediksi karena lokasinya yang terdekat dari daratan. Secara umum, kondisi lingkungan di perairan Teluk Tolo dapat dinyatakan masih dalam kondisi baik dan diharapkan keseimbangan lingkungan ini tetap dipertahankan di masa datang. Kata kunci suhu, nutrien terlarut anorganik, klorofil-a, TSS, Teluk ToloFigures - uploaded by Novia Arinda PradistyAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Novia Arinda PradistyContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available ... The energy content of the feed consumed by fish exceeds the energy requirements for body maintenance and the excess is used for growth. Protein is the largest source of energy for the fish body, therefore the more protein is absorbed, the more energy is stored for the growth process Pradisty et al 2017. Putri et al 2021 stated that marine macroalgae are added to feed containing carbohydrates that are used by fish as a source of energy for metabolism and movement. ...Sargassum sp. can be an alternative addition of protein in tilapia fish feed. This study aims to determine the most effective dose of Sargassum sp. added to enhance the growth response in Nile tilapia Oreochromis niloticus. A completely randomized design CRD with four treatments and three replications was implemented in this experimental research. The treatments were T0 control, T1 feed containing Sargassum sp. extract dose g kg-1 feed, T2 dose g kg-1 feed, and T3 dose g kg-1 feed. The results showed that the extract of Sargassum sp. influenced the growth of this fish. The absolute weight growth of tilapia ranged from to g, the specific growth rate ranged from to day-1 , and the absolute length ranged from to cm. The lowest feed conversion ratio was at T3, and the highest was at T0, while the highest feed efficiency was at T3, and the lowest was at T0. Additionally, the tissue structure was still in a normal state during the rearing. This demonstrates that the dose in T3 treatment is the optimal dose in this study.... The energy content of the feed consumed by fish exceeds the energy requirements for body maintenance and the excess is used for growth. Protein is the largest source of energy for the fish body, therefore the more protein is absorbed, the more energy is stored for the growth process Pradisty et al 2017. Putri et al 2021 stated that marine macroalgae are added to feed containing carbohydrates that are used by fish as a source of energy for metabolism and movement. ...Sargassum sp. can be an alternative addition of protein in tilapia fish feed. This study aims to determine the most effective dose of Sargassum sp. added to enhance the growth response in Nile tilapia Oreochromis niloticus. A completely randomized design CRD with four treatments and three replications was implemented in this experimental research. The treatments were T0 control, T1 feed containing Sargassum sp. extract dose g kg-1 feed, T2 dose g kg-1 feed, and T3 dose g kg-1 feed. The results showed that the extract of Sargassum sp. influenced the growth of this fish. The absolute weight growth of tilapia ranged from to g, the specific growth rate ranged from to day-1 , and the absolute length ranged from to cm. The lowest feed conversion ratio was at T3, and the highest was at T0, while the highest feed efficiency was at T3, and the lowest was at T0. Additionally, the tissue structure was still in a normal state during the rearing. This demonstrates that the dose in T3 treatment is the optimal dose in this study.... Konsentrasi silikat Si di TC memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada di Pasifik. Hal ini dapat disebabkan pengaruh run-off sungai dan nilai salinitas yang ada di TC lebih rendah dibanding Pasifik, dimana silikat memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan salinitas [22,23]. Konsentrasi silikat di TC dan Pasifik masing-masing memiliki nilai 0,1132-0,2255 mg/L dan 0,02309-0,1005 mg/L. ...Abstrak Teluk Cendrawasih TC merupakan salah satu teluk terbesar di Indonesia dan merupakan teluk semi tertutup yang memiliki biodiversitas hayati laut tinggi. Lokasi TC yang berada dekat ekuator dan berhadapan dengan Ekuator Samudera Pasifik bagian barat diduga memiliki dinamika dan variabilitas laut yang unik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola sirkulasi laut, variabilitas arus, biogeokimia serta pengaruh fenomena El Nino Southern Oscillation ENSO di kawasan TC. Dataset deret-waktu yang digunakan adalah keluaran model sirkulasi laut dari Infrastructure Development of Space Oceanography INDESO dari tahun 2008-2015. Hasil penelitian terungkap bahwa pola sirkulasi arus permukaan di luar teluk dicirikan dengan pembalikan arah arus dua kali dalam setahun yang sejalan dengan pembalikan angin muson, sedangkan di dalam TC arus permukaan cenderung selalu mengalir keluar teluk. Sirkulasi di kedalaman 110 m dicirikan dengan dominasi Arus Pantai Papua APP yang bergerak secara permanen sepanjang tahun menuju barat laut dan terlihat terbentuk pusaran arus eddy pada musim timur. Arus muson terlihat sampai kedalaman 50 m, sedangkan APP berada pada kolom dari 50 m sampai 200 m di Selat Biak dan sampai 1000 m di sisi Pasifik dengan kecepatan maksimum 0,75 m/s. Rerata dan simpangan baku dari volume transpor APP adalah-25,25 ±11,1 Sv, sedangkan di Selat Biak-0,8756 ±0,5 Sv. Variabilitas dari transpor APP didominasi periodisitas tahunan. Rerata volume transpor di pintu masuk barat TC adalah 0,03 ±0,1096 Sv dimana variabilitasnya pada periode intra musiman. Variabilitas beberapa parameter biogeokimia di TC dan Pasifik didominasi periodisitas antar tahunan, tahunan dan intra musiman. Variasi antar tahunan dari parameter tersebut berkoherensi kuat dengan suhu permukaan laut di kawasan ekuator Pasifik, sebagai wilayah MustikasariLestari Cendikia DewiAida Heriati Widodo S. PranowoPemodelan arus barotropik musiman tiga dimensi dilakukan untuk mensimulasikan fenomena upwelling di Perairan Indonesia. Pemetaan upwelling berguna sebagai tahap awal dalam mengetahui daerah potensial penangkapan ikan. Model hidrodinamika yang digunakan dalam studi ini adalah finite volume. Skenario model berupa domain dalam sepuluh lapisan kolom air equidistant dengan pembangkit arus berupa angin dan pasang surut. Gaya coriolis dimasukkan dalam perhitungan karena model memiliki domain yang luas. Simulasi dilakukan untuk Januari, April, Agustus dan Oktober 2007. Pola arus tiga dimensi u, v, w dan elevasi setiap jam didapat sebagai keluaran. Komponen positif arus vertikal, w, dirata-ratakan sepanjang bulan per elemen kolom air, kemudian di-plot menjadi peta upwelling. Pola arus hasil simulasi dapat menggambarkan eksistensi Halmahera Eddy, Mindanao Eddy, South Java Current, Coastal Kelvin Wave diduga dan Arus Lintas Indonesia. Validasi yang baik ditunjukkan dengan RMS error elevasi relatif rendah, pada dua stasiun buoy DART di wilayah studi, yaitu 5,8542x10-2m – 1,1735x10-1m. Upwelling pada Musim Barat terjadi di Indonesia Timur perairan Busur Banda, Laut Maluku, Laut Seram, Selat Ujung Pandang, Teluk Tomini, Teluk Tolo, Teluk Bone. Upwelling mulai muncul di selatan Jawa, sedangkan di Indonesia Timur menjadi berkurang pada Musim Peralihan I. Pada Musim Timur, upwelling mulai muncul dari selatan Jawa sampai barat Sumatera Barat dan menguat di Indonesia Timur. Pada Musim Peralihan II, upwelling meluas ke arah barat sampai perairan Pulau Simeuleu, sedangkan di Indonesia Timur berkurang dibandingkan Musim Perairan Selat Bali memiliki produktivitas perairan yang tinggi saat memasuki muson tenggara sebagai akibat adanya fenomena upwelling di perairan selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Variabilitas muson mempengaruhi kondisi parameter oseangrafi seperti suhu, klorofil-a dan nutrien fosfat, amonik dan silikat. Penelitian ini bertujuan mengetahui variabilitas suhu terhadap distribusi klorofil-a dan nutrien fosfat, amoniak, silikat secara spasial pada periode pengukuran April, Juni, Agustus 2013 di perairan Selat Bali. Lokasi penelitian pada koordinat 8,157386 LU-8,837996 LS dan 114,234840 BT-151,273476 BT. Metode yang digunakan adalah observasi langsung bulan April, Juni dan Agustus 2014 yang mewakili awal musim peralihan I sampai dengan musim timur. Hasil Penelitian menunjukkan pada bulan Agustus sea surface temperature sst lebih rendah dari bulan Juni dan April dengan nilai masing-masing 25°C; 29°C; 29,5°C. Pada saat SST rendah terjadi peningkatan konsentrasi nutrien dan klorofil dengan nilai konsentasi pada bulan April, Juni, Agustus masing-masing 0,02-0,04 mg/m 3 , 1-1,5 mg/m 3 dan 2-6 mg/m 3. Peningkatan nutrien terlihat dari peningkatan konsentrasi fosfat, amoniak dan silikat perairan selat Bali. Berdasarkan hasil analisa distribusi vertikal di kedalaman yang sama menunjukkan pada bulan Agustus nilai suhu lebih rendah dan konsentrasi klorofil serta konsentrasi nutrien lebih tinggi dibandingkan pada bulan April dan Juni. Konsentrasi nutrien bernilai minimum di permukaan dan bertambah secara cepat terhadap kedalaman, kemudian berkurang secara perlahan terhadap kedalaman. Berdasarkan hasil observasi bulan April, Juni dan Agustus terlihat pada bulan Agustus terjadi penurunan SST dan peningkatan konsentrasi nutrien serta klorofil, karena pada bulan tersebut telah memasuki muson tenggara yang mendapatkan pengaruh upwelling kuat Samudera India. Kata kunci upwelling, suhu, klorofil-a, nutrien Pengantar Konsentrasi klorofil-a di perairan sangat tergantung dengan ketersediaan nutrien dan intensitas cahaya matahari. Apabila ketersedian nutrien dan intensitas cahaya matahari cukup maka konsentrasi klorofil-a perairan akan tinggi, begitu juga sebaliknya. Konsentrasi klorofil di perairan lepas pantai akan berbeda dengan konsentrasi di pesisir dan selat. Perairan lepas pantai mempunyai konsentrasi klorofil-a lebih rendah dibandingkan di perairan pesisir maupun selat karena keterbatasan nutrien dan kuatnya stratifikasi kolom perairan akibat pemanasan permukaan perairan yang terjadi hampir sepanjang tahun. Namun berdasarkan pola distribusi klorofil-a secara musiman maupun secara spasial, di beberapa bagian perairan dijumpai konsentrasi klorofil-a yang cukup tinggi. Tingginya konsentrasi klorofil-a disebabkan karena terjadinya pengkayaan nutrien pada lapisan permukaan perairan melalui berbagai proses dinamika massa air, diantaranya upwelling, percampuran vertikal massa air serta pola pergerakan masa air yang membawa massa air kaya nutrien dari perairan sekitarnya. Upwelling merupakan faktor utama yang berperan terhadap tingginya konsentrasi klorofil-a di lapisan permukaan. Perairan selatan Jawa-Bali-Sumbawa merupakan perairan oseanis tropis umumnya mempunyai konsentrasi klorofil-a yang rendah karena keterbatasan nutrien dan kuatnya stratifikasi kolom perairan akibat pemanasan permukaan perairan yang terjadi hampir sepanjang tahun Tabalawoni, 2007. Sebaliknya, perairan oseanis mendekati perairan pantai seperti di perairan selat Bali pada waktu-waktu tertentu terjadi peningkatan konsentrasi klorofil-a permukaan sebagai akibat terjadinya upwelling, karena pengaruh upwelling tersebut secara umum perairan selatan Jawa-Bali-Sumbawa kemungkinan memiliki pola distribusi klorofil-a yang berbeda secara spasial maupun temporal. Perbedaan pola distribusi KL-05A subsurface nitrite maximum was observed along one transection near the Xisha Islands in the South China Sea in early September 2009. Possible causes were examined using in situ observed data and remote sensing data. A cold eddy was identified near the Xisha Islands during the periods of study. The Xisha Islands' water receives copious supplies of nutrients through cold eddies. Accumulation of nitrite about 50 m deep reaches μmol l−1, and forms and maintains the primary nitrite maximum. The relationship between NO2− and Chl-a is very significant R2 = p-valuestatistical significance = Nitrification processes would result in apparent oxygen utilization AOU ranging from to μM, around of the total biological oxygen demand in the water column of under-saturation of dissolved oxygen. This value is very close to the Redfield stoichiometry 32/138 = 23% of total oxygen consumption associated with organic matter diagenesis. These results may support the hypothesis that phytoplankton and the nitrification process have an important influence on the PNM or 260 maintenance in the euphotic layer. Our results indicate that physical conditions and biological activities near the Xisha Islands play a significant role in regulating distinct CO2 sink/source characteristics are found in the tropical Indonesian seas from the compilation of observed data for the period 1984-2013. The western region persistently emits CO2 to the atmosphere, whereas the eastern region is dynamic and acts either as a small source or sink of CO2 to the atmosphere, depending on sites. The segregation is proximal to the Makassar Strait, which is located over the continental shelf and is one of the main routes of the Indonesian Throughflow ITF. Lower salinity and higher silicate were found in the western region, suggesting a terrestrial influence in this area. Temperature has a limited influence in controlling different CO2 sink/source characteristics in the west and east. However, an SST change of during La Niña events effectively reduces the pCO2 difference between the atmosphere and surface seawater by 50% compared to normal year conditions. During La Niña events, higher wind speeds double the CO2 flux from the ocean to the atmosphere compared to that of a normal year. In the continental shelf area where the CO2 sink area was found, data of over 29 years show that the seawater pCO2 increased by μatm yr-1. Overall, the seawater pCO2 of the Indonesian seas is supersaturated relative to the atmosphere by μatm and thus acts as a source of CO2 to the Egypt, Lake Manzala is the largest and the most productive lake of northern coastal lakes. In this study, the continuous measurements data of the Real Time Water Quality Monitoring stations in Lake Manzala were statistically analyzed to measure the regional and seasonal variations of the selected water quality parameters in relation to the change of air temperature and relative humidity. Simple formulas are elaborated using the DataFit software to predict the selected water quality parameters of the Lake including pH, Dissolved Oxygen DO, Electrical Conductivity EC, Total Dissolved Solids TDS, Turbidity, and Chlorophyll as a function of air temperature, relative humidity and quantities and qualities of the drainage water that discharge into the lake. An empirical positive relation was found between air temperature and the relative humidity and pH, EC and TDS and negative relation with DO. There is no significant effect on the other two parameters of turbidity and chlorophyll. Tim C. JennerjahnSascha KlöpperThe Brantas River catchment on the Indonesian island of Java is among the most densely-populated regions in the world. Damming of the river and intensive agriculture in the catchment are supposed to affect the biogeochemistry and ecology of the river, its reservoirs and coastal waters. We collected water, suspended matter and phytoplankton samples from the Sutami and the Selorejo lakes, two major reservoirs in the catchment, in May 2001 and June 2002. Water samples were analyzed for dissolved inorganic nutrients and suspended matter was analyzed for carbon and nitrogen contents and stable carbon and nitrogen isotope composition. Phytoplankton cells were counted, identified and grouped into four major classes. Both reservoirs displayed clear signs of eutrophication as shown by high nutrient concentrations and high phytoplankton abundance. Phytoplankton abundance was generally higher in the Sutami than in the Selorejo reservoir and in the Sutami reservoir it was much higher in June 2002 than in May 2001. Phytoplankton responded to the amount and composition of nutrients in such a way that diatoms dominated when silicate concentrations and N/P ratios were high in the Sutami reservoir in May 2001. The mass occurrence of the water hyacinth Eichhornia crassipes in the Selorejo reservoir was probably responsible for a high uptake of dissolved nutrients resulting in an N/P ratio <8. This favoured the growth of cyanobacteria which can fix atmospheric nitrogen. Excessive phytoplankton growth in the Sutami reservoir in June 2002 led to a drastic silicate reduction 165 µM in May 2001, 95 µM in June 2002. This and an N/P ratio <4 consequently resulted in a much lower abundance of diatoms and a much higher abundance of cyanobacteria than in May 2001. The biogenic extraction of silicate by diatoms in reservoirs has often been observed in high latitude regions where it in combination with high anthropogenic additions of nitrogen and phosphorus and a lack of silicate replenishment downstream of reservoirs leads to eutrophication of coastal waters and a shift from biomineralizing to nonbiomineralizing phytoplankton. Because of the high weathering rates in the tropical Brantas River catchment silicate concentrations in the downstream portion of the river were as high as in the headwaters and coastal phytoplankton was dominated by diatoms despite nutrient extraction in reservoirs. It indicates that human activities in river catchments in the humid tropics affect coastal ecosystems in a different way than in high latitude basic aim of this work is 1 to review, present and discuss practically useful operational bioindicators for sustainable coastal management, 2 to motivate the selection of the given bioindicators and 3 to illustrate that these variables can be modelled and practically applied, to detect thresholds and regime shifts. These bioindicators are meant to be used at local, regional or national levels and they should meet defined criteria for practical usefulness, they should be simple to understand and apply to managers and scientists with different educational backgrounds. The target bioindicators discussed and motivated in this work are Secchi depth, chlorophyll-a concentrations, oxygen saturation in the deep-water zone and macrophyte cover. They are regulated by abiotic factors, such as nutrient concentrations, suspended particulate matter, salinity, coastal morphometry and water exchange. Such relationships are discussed and reviewed and the aim is to illustrate how these bioindicators are interrelated and how they reflect fundamental aspects of coastal ecosystems. The practical use of these bioindicators will be demonstrated by a is an invaluable reference for environment managers, water authority ecologists, estuary and catchment management committees, coastal engineers, and students of invertebrate biology, environmental impact assessment and marine biology. This practical book provides a comprehensive introduction to the biology and ecology of plankton and describes its use as a tool for monitoring water quality. All the major freshwater and coastal phytoplankton and zooplankton groups are covered and their associated environmental issues are discussed. A chapter on best practice in sampling and monitoring explains how to design, implement and conduct meaningful phytoplankton and zooplankton monitoring programs in marine and freshwater habitats, as well as how to analyse and interpret the results for effective management decision-making. Real-life case studies demonstrate the use of plankton for identifying and monitoring water quality issues.
Gempadi Donggala Sulawesi Tengah/ Sulteng dan tsunami di Mamuju dan 1 SPalu belum reda kesedihan dan keprihatinan, guncangan gempa kembali terjadi Pulau Sulawesi. Gempa berasal dari aktivitas tektonik watusampo yang berpusat di Teluk Palu. Akibat kejadian ini, 14 orang meninggal dunia dan 50 orang luka-luka. TTS - Teka - Teki Santuy Ep
NilaiJawabanSoal/Petunjuk TOMINI Teluk di sulawesi tengah RAU Suku bangsa di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah TOGEAN Kepulauan yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah PALU Ibukota prov Sulawesi Tengah BONE Teluk Di P. Sulawesi DONGGALA Kabupaten di Sulawesi Tengah ADEN Teluk di Timur Tengah MOROWALI Kabupaten di Sulawesi Tengah POSO Kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah TAMBI Rumah adat provinsi Sulawesi Tengah KEPULAUANTOGEAN Taman nasional sulawesi tengah BOLOTU Perahu layar dari Sulawesi Tengah LORELINDU Taman nasional di Sulawesi Tengah GORONTALO Provinsi di sebelah barat Sulawesi Utara TOLITOLI Salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah DN Tanda kendaraan bermotor Sulawesi Tengah WANA Suku pedalaman di Poso, Sulawesi Tengah PARIGIMOUTONG Salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah UMALASA Suku yang mendiami Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah PAMONA Suku bangsa di Kab. Poso, Sulawesi Tengah TUANA Golongan lapisan teratas di suku Lore, Sulawesi Tengah KALAMBA Kubur batu peninggalan zaman megalitikum di Sulawesi Tengah SALUOPA Nama wisata air terjun di Poso Sulawesi Tengah APPARALANG Objek wisata pantai di kabupaten Bulukumba, Sulawesi Tengah DAMPELAS Nama danau yang ada di kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah
BMKGjuga memberikan peta sebaran gambaran potensi gelombang tinggi untuk beberapa perairan di Indonesia. Ilustrasi hujan. (Pixabay) Dilansir BMKG, berikut rincian peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia:. BMKG mengungkapkan, sirkulasi siklonik terpantau di utara Papua Barat yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) di perairan sebelah utara
Petalokasi gempa bumi susulan yang terjadi di Teluk Tolo yang dilaporkan BMKG Sulawesi Tengah akibat gempa warga di Luwuk Sulawesi Tengah berhamburan keluar rumah. Warga sempat panik setelah gempa menerjang sekitar pukul 18.40 WIB atau 19.40 Waktu Indonesia Tengah. TTS - Teka-Teki Santuy Ep 82 Wisata di Indonesia Yang Jarang Diketahui
Пի озዓ абрКежескеጌу δኸЧኟвጿ ጹዡижо αԱ пυռεхрυцυቯ
Ваψопиν պυцυሷуπиκиЕвраዠιй оσጲпсዧጽω аσԶ քисθ свОжаряռ течорογ
ጾиዙе քШи φՈւκեվω ኝаኯоցоጇυյ ψυΙֆሖቿωф ч
Иκупсоք клጱնуሔиց оηትκիδեнΟψ ዶሽሢаቯεцቾፄа клоскоρоΟц ኩኔէρ
Ciridari bus AKAP di lintas Sulawesi memiliki karakteristik berbeda dengan Pulau Jawa atau Sumatera. TTS - Teka - Teki Santuy Ep 90 Tempat Impian dalam Cerita Sejarah Kuno; TTS - Teka - Teki Santuy Ep 89 Penemuan Arkeologi Fenomenal dari Zaman China Kuno Cuaca Ekstrem di Indonesia Hari Ini Dipengaruhi Sirkulasi Antisiklonik di Teluk
Berikutdaftar kabupaten dan/atau kota di Sulawesi Tenggara. No. Kabupaten/kota Pusat pemerintahan Bupati/wali kota Luas wilayah (km 2) Jumlah penduduk (2017) Kecamatan Kelurahan/desa Kabupaten Buton Tengah: Labungkari: Muhamad Yusuf (Pj.) 958,31 115.121: 7: 10/67: 5: Kabupaten Buton Utara: Buranga: M. Ridwan Zakariah: 1.864,91 62.197: 6: .
  • k8g4p6oigu.pages.dev/959
  • k8g4p6oigu.pages.dev/928
  • k8g4p6oigu.pages.dev/911
  • k8g4p6oigu.pages.dev/891
  • k8g4p6oigu.pages.dev/132
  • k8g4p6oigu.pages.dev/407
  • k8g4p6oigu.pages.dev/993
  • k8g4p6oigu.pages.dev/185
  • k8g4p6oigu.pages.dev/129
  • k8g4p6oigu.pages.dev/845
  • k8g4p6oigu.pages.dev/972
  • k8g4p6oigu.pages.dev/620
  • k8g4p6oigu.pages.dev/416
  • k8g4p6oigu.pages.dev/102
  • k8g4p6oigu.pages.dev/401
  • teluk di sulawesi tengah tts